Baca Sistem Pemerintahan Kerajaan Tarumanegara dan 13 Rajanya yang Pernah Berkuasa. KEHIDUPAN BUDAYA. 1 Response to "Kehidupan Politik, Sosial, Ekonomi Dan Budaya Pada Kerajaan Tarumanegara" Unknown October 14, 2020 at 7:27 AM. keren pak. Reply Delete. Replies. Reply. Add comment.
Sistempemerintahan Kerajaan Mataram Kuno terhitung unik, karena terdiri dari dua dinasti yang memiliki perbedaan dalam pandangan agama namun tetap dapat saling berdampingan memimpin rakyatnya. Kehidupan Politik Kerajaan Mataram Kuno. Kerajaan itu adalah Kediri dan Janggala. Hal itu dilakukan untuk mencegah terjadinya perang saudara di
Kerajaanini menggantungkan kehidupan ekonominya dari sektor agraris. Keadaan ekonomi politik sosial-budaya mataram kuno 1. Kehidupan Politik Ekonomi Sosial-Budaya Sejarah Kerajaan Kediri Pembagian Kerajaan Mataram Disnati Isana menjadi Jenggala Kahuripan dan Panjalu Kediri dikisahkan dalam prasasti Mahaksubya 1289 M kitab Negarakertagama 1365
Singasariterhadap negara kerajaan Kediri yang Agama ialah sistem kepercayaan dan praktek hidup yang sesuai dengan kepercayaan tersebut. Damayanti, Feny. dan Suparwoto, "Pemerintahan
KerajaanHindu Buddha Indonesia: Kalingga dan Kediri. Adanya agama dan kebudayaan Hindu-Buddha yang masuk di Indonesia, membuat pengaruh yang signifikan pada lini kehidupan masyarakat Indonesia. Seperti contoh dalam bidang politik, sistem pemerintahan masyarakat Indonesia mengalami perubahan dalam bentuk pemerintahan kerajaan.
KerajaanSingasari: Prasasti Sistem, Pemerintahan, Kehidupan Raja sebuah kerajaan Hindu Buddha di Jawa Timur yang didirikan oleh Ken Arok pada tahun 1222 M. maka tahun 1222 M /1144 C Ken Arok menyerang Kediri, sehingga Kertajaya mengalami kekalahan pada pertempuran di desa Ganter. Ekspedisi ini merupakan penjabaran dari pelaksanaan
KerajaanKediri adalah pecahan dari Kerajaan Mataram (Dinasti Isana). Kerajaan mataram terbagi menjadi dua, yaitu Jenggala (Kahuripan) dan Panjalu (Kediri). Sejarah ini tercatat dalam prasasti Mahaksubya (1289 M), kitab Negarakertagama (1365 M), dan kitab Calon Arang (1540 M). Keadaan Politik Kerajaan Kediri travellers2009.wordpress.com
SejarahKerajaan Kediri By Rangga Prastha Posted on June 20, 2022 Pada kesempatan kali ini kami akan membahas mengenai Kerajaan Kediri, mulai dari sejarah, perkembangan agama, sampai kehidupan politik di kerajaan Selengkapnya
Permasalahutama yang dibahas adalah bagaimana sistem perekonomian kerajaan Majapahit? Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian sejarah meliputi empat kegiatan pokok yaitu
Masakejayaan Kerajaan Bali terjadi pada saat Dharmodayana naik tahta. Pada masa Dharmodaya, kerajaan ini mengalami kejayaan dengan sistem pemerintahan yang semakin jelas daripada sebelumnya. Kerajaan Kediri merupakan salah satu kerajaan Hindu yang terletak di tepi Sungai Brantas, Jawa Timur. Dalam struktur politik pemerintahan Kerajaan
DEJB. Keberadaan kerajaan Kediri tidak bisa dilepaskan dari sejarah Kerajaan Mataram. Karena, setelah dinasti terakhir Kerajaan Mataram, muncul dinasti baru dengan nama Isyana di Medang Mataram. Dinasti ini berkuasa antara 947 M sampai 2016 M. Sayangnya, kerajaan ini diserang oleh Sriwijaya dan Wurawari hingga mengalami kehancuran. Satu-satunya keluarga yang selamat adalah Airlangga. Pada akhir pemerintahannya, ia diperintah oleh Mpu Bharada untuk membagi kerajaan menjadi dua, yaitu Jenggala dan Panjalu. Salah satu alasan pembagian adalah untuk menghindari peperangan dan kerajaan Kahuripan menjadi Jenggala Kahuripan dan Panjalu Kediri dikisahkan dalam prasasti Mahaksubya 1289 M, kitab Negarakertagama 1365 M dan kitab Calon Arang 1540 M.Wilayah kekuasaan dua kerajaan tersebut dibatasi oleh gunung Kawi dan sungai Brantas. Daerah Jenggala meliputi kawasan Malang dan delta Sungai Brantas, dengan ibukota Kahuripan. Pelabuhannya yang terkenal adalah Surabaya, Rembang, dan Pasuruan. Sedangkan Panjula meliputi kawasan Kediri dan Madiun dengan ibukota Daha. Meskipun sudah dibagi dua, ternyata konflik dan peperangan memperebutkan keutuhan wilayah justru tidak bisa persaingan antara Jenggala dan Panjalu, ternyata Panjalu Kediri yang unggul dan menjadi kerajaan yang besar kekuasaannya. Raja terbesar dari Kerajaan Kediri adalah Jayabaya 1135-1157. Jayabaya ingin mengembalikan kejayaan seperti masa Airlangga dan berhasil. Panjalu dan jenggala dapat bersatu kembali. Lencana Kerajaan memakai simbol Garuda Mukha simbol masa pemerintahannya kasusastraan diperhatikan. Empu Sedah dan Empu Panuluh mengubah karya sastra kitab Bharatayudha yang menggambarkan peperangan antara Pendawa dan Kurawa yang untuk menggambarkan peperangan antara jenggala dan kediri. Empu Panuluh juga menggubah kakawin Hariwangsa dan Gatotkacasraya. Jayabaya juga terkenal sebagai pujangga yang ahli meramal kejadian masa depan, terutama yang akan menimpa tanah Jawa. Ramalannya terkenal dengan istilah “Jangka Jayabaya.”Raja Kediri yang juga memperlihatkan kasusastraan ialah Kameswara. Empu Tan Akung menulis kitab Wartasancaya dan Lubdaka, sedangkan Empu Dharmaja menulis kitab Smaradahana. Didalam kitab Smaradahana ini Kameswara dipuji-puji sebagai titisan Kamajaya, permaisurinya ialah Sri Kirana atau putri Kediri yang terakhir ialah Kertajaya yang pada tahun 1222 kekuasaannya dihancurkan oleh Ken Arok sehingga berakhirlah kerajaan Kediri dan muncul kerajaan SosialKehidupan sosial kemasyarakatan pada zaman kerajaan Kediri dapat kita lihat dalam kitab Ling-Wai-Tai-Ta yang disusun oleh Chou Ku-Fei pada tahun 1178 M. Kitab tersebut menyatakan bahwa masyarakat Kediri memakai kain sampai bawah lutut dan rambutnya diurai. Rumah-rumahnya rata-rata sangat bersih dan rapi. Lantainya dibuat dari ubin yang berwarna kuning dan hijau. Pemerintahannya sangat memperhatikan keadaan rakyatnya sehingga pertanian, peternakan dan perdagangan mengalami kemajuan yang cukup dalam masyarakat Kediri dibedakan menjadi tiga berdasarkan kedudukan dalam pemerintahan masyarakat pusat kerajaan, yaitu masyarakat yang terdapat dalam lingkaran raja dan beberapa kaum kerabatnya serta kelompok masyarakat thani daerah, yaitu golongan masyarakat yang terdiri atas para pejabat atau petugas pemerintahan di wilayah thani daerah.Golongan masyarakat nonpemerintah, yaitu golongan masyarakat yang tidak mempunyai kedudukan dan hubungan dengan pemerintah secara resmi atau masyarakat memiliki 300 lebih pejabat yang bertugas mengurus dan mencatat semua penghasilan kerajaan. Disamping itu, ada pegawai rendahan yang bertugas mengurusi benteng dan parit kota, perbendaharaan kerajaan, dan gedung persediaan kebudayaanDibidang kebudayaan, khususnya sastra, masa Kahuripan dan Kediri berkembang pesat, antara lain sebagai masa Dharmawangsa berhasil disadur kitab Mahabarata ke dalam bahasa Jawa Kuno yang disebut kitab Wirataparwa. Selain itu juga disusun kitab hukum yang bernama Airlangga disusun kitab Arjuna Wiwaha karya Empu Jayabaya berhasil digubah kitab Bharatayudha oleh Empu Sedah dan Empu Panuluh. Disamping itu, Empu Panuluh juga menulis kitab Hariwangsa dan Kameswara berhasil ditulis kitab Smaradahana oleh Empu Dharmaja. Kitab Lubdaka dan Wertasancaya oleh Empu Tan EkonomiDitilik dari letaknya yang berada ditepi Sungai Brantas dengan sejumlah Pelabuhan besar, kita bisa mengetahui bahwa kehidupan perekonomian kerajaan Kediri didominasi oleh aktivitas perdagangan. Meskipun demikian, masyarakat Kediri juga mengenal peternakan dan pertanian. Hasil kerajaan Kediri antara lain beras, kapas dan ulat sutra. Dari hasil itulah, penghasilan para pegawainya dibayar dengan menggunakan hasil kerajaan KediriRaja terakhir Kediri adalah Kertajaya. Kekuasaan Kertajaya berakhir setelah dikalahkan Ken Arok dari Tumapel pada tahun 1222. Pertempuran ini berawal dari ketika para biksu Buddha Kediri dikejar-kejar Kertajaya karena mereka kecewa terhadap kebijakan Kertajaya yang mengintimidasi umat Buddha. Para biksu tersebut lalu datang ke Tumapel untuk meminta perlindungan Ken Arok, penguasa Tumapel. Ken Arok mengabulkan permintaan mereka. Kertajaya meminta Ken Arok menyerahkan para rahib itu, namun ditolaknya. Terjadilah pertempuran di Desa Ganter, Kertajaya berhasil dibunuh oleh Ken Arok. Dengan meninggalnya Kertajaya, hancurlah PustakaIsmawati, Nursiwi. 2009. Sejarah Kelas XI Untuk SMA/MA Program Bahasa. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Dwi Ari. 2009. Sejarah Untuk SMA/MA Kelas XI Program IPS. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. 2009. Cakrawala Sejarah Untuk SMA/MA Kelas XI Program IPS. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Triyono. 2009. Sejarah Sekolah Menengah Atas SMA dan Madrasah Aliyah MA Kelas XI. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Sejarah Kerajaan Kediri Kehidupan Politik, Sosial, Ekonomi dan Sastra Dalam persaingan antara Panjalu dan Kediri, ternyata Kediri yang unggul dan menjadi kerajaan yang besar kekuasaannya. Raja terbesar dari Kerajaan Kediri adalah Jayabaya 1135–1157. Jayabaya ingin mengembalikan kejayaan seperti masa Airlangga dan berhasil. Panjalu dan Jenggala dapat bersatu kembali. Lencana kerajaan memakai simbol Garuda Mukha simbol Airlangga. Pada masa pemerintahannya kesusastraan diperhatikan. Empu Sedah dan Empu Panuluh menggubah karya sastra kitab Bharatayudha yang menggambarkan peperangan antara Pandawa dan Kurawa yang untuk menggambarkan peperangan antara Jenggala dan Kediri. Empu Panuluh juga menggubah kakawin Hariwangsa dan Gatotkacasraya. Jayabaya juga terkenal sebagai pujangga yang ahli meramal kejadian masa depan, terutama yang akan menimpa tanah Jawa. Ramalannya terkenal dengan istilah “Jangka Jayabaya". Raja Kediri yang juga memperhatikan kesusastraan ialah Kameswara. Empu Tan Akung menulis kitab Wartasancaya dan Lubdaka, sedangkan Empu Dharmaja menulis kitab Smaradahana. Di dalam kiitab Smaradahana ini Kameswara dipuji-puji sebagai titisan Kamajaya, permaisurinya ialah Sri Kirana atau putri Candrakirana. Raja Kediri yang terakhir ialah Kertajaya yang pada tahun 1222 kekuasaannya dihancurkan oleh Ken Arok sehingga berakhirlah Kerajaan Kediri dan muncul Kerajaan Singasari. b. Kehidupan Sosial Ekonomi Kerajaan Kediri Pada masa Kejayaan Kediri, perhatian raja terhadap kehidupan sosial ekonomi rakyat juga besar. Hal ini dapat dibuktikan dengan karya-karya sastra saat itu, yang mencerminkan kehidupan sosial ekonomi masyarakat saat itu. Di antaranya kitab Lubdaka yang berisi ajaran moral bahwa tinggi rendahnya martabat manusia tidak diukur berdasarkan asal dan kedudukan, melainkan berdasarkan kelakukannya. Berdasarkan kronik-kronik Cina maka kehidupan perekonomian rakyat Kediri dapat dikemukakan sebagai berikut. 1. Rakyat hidup dari pertanian, peternakan dan perdagangan. 2. Kediri banyak menghasilkan beras. 3. Barang-barang dagangan yang laku di pasaran saat itu antara lain emas, perak, gading dan kayu cendana. 4. Pajak rakyat berupa hasil bumi, seperti besar dan palawija. Adapun kehidupan sosialnya sebagai berikut. 1. Rakyat Kediri pada umumnya memiliki tempat tinggal yang baik, bersih, dan rapi. 2. Hukuman yang dilaksanakan ada dua macam, yakni hukuman denda berupa emas dan hukuman mati khususnya bagi pencuri dan perampok. c. Kehidupan Kebudayaan, Khususnya Sastra Kerajaan Kediri Di bidang kebudayaan, khususnya sastra, masa Kahuripan dan Kediri berkembang pesat, antara lain sebagai berikut. 1 Pada masa Dharmawangsa berhasil disadur kitab Mahabarata ke dalam bahasa Jawa Kuno yang disebut kitab Wirataparwa. Selain itu juga disusun kitab hukum yang bernama Siwasasana. 2 Di zaman Airlangga disusun kitab Arjuna Wiwaha karya Empu Kanwa. 3 Masa Jayabaya berhasil digubah kitab Bharatayudha oleh Empu Sedah dan Empu Panuluh. Di samping itu, Empu Panuluh juga menulis kitab Hariwangsa dan Gatotkacasraya. 4 Masa Kameswara berhasil ditulis kitab Smaradhahana oleh Empu Dharmaja. Kitab Lubdaka dan Wertasancaya oleh Empu Tan Akung. Demikianlah materi Sejarah Kerajaan Kediri Kehidupan Politik, Sosial, Ekonomi dan Sastra, semoga bermanfaat
Pada kesempatan kali ini kami akan membahas mengenai Kerajaan Kediri, mulai dari sejarah, perkembangan agama, sampai kehidupan politik di kerajaan ini. Langsung saja … Sejarah Kerajaan KediriRaja-Raja Kerajaan Kediri1. Sri Jayawarsa2. Sri Bameswara3. Prabu Jayabaya4. Sri Sarwaswera5. Sri Aryeswara6. Sri Gandra7. Sri Kameswara8. Sri KertajayaPeninggalan Kerajaan Sebelumnya kerajaan yang dipimpin oleh Airlangga dapat di pecah menjadi Dua bagian Yaitu memiliki nama Panjalu yang terletak di Daha. Kerajaan Janggala terlahir dari pecahan Kerajaan Panjalu atau Kahuripan iyalah kota lama yang ditinggalkan Airlangga yang kemudian dijadikan ibukota Janggala. Wilayah Kerajaan Janggala meliputi di kota Malang, Pasuruan, Surabaya dan sungai Brantas pelabuhan kota Rembang . Sedangkan di kerajaan Panjalu dengan ibukota Daha wilayahnya meliputi Madiun dan Kediri. Batas antara wilayah Panjalu dan Janggala bisa diceritakan dalam prasasti Mahaksubya 1289 yang dirtulis dalam kitab Negara kertagama 1365 M, Calon Arang 1540 M. Raja-Raja Kerajaan Kediri Sebagai kerajaan yang Bisa termasyhur Kediri pernah diperintah oleh delapan raja mulai dari awal berdirinya hingga masa keruntuhan. Dari kedelapan raja-raja yang pernah memerintah hanya Prabu Jayabaya yang mampu mengantarkan kerajaan di Kediri mencapai masa keemasannya. Baca Juga Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno Adapun urutan dari 8 raja Kediri yang pernah berkuasa di zamannya iyalah sebagai berikut 1. Sri Jayawarsa Sejarah ini bisa diketahui dari sebuah prasasti Sirah Keting 1104 M yang mana adalah raja Sri Jayawarsa sangat perhatian terhadap rakyatnya. Hal ini terbukti pada masa pemerintahannya Sri Jayawarsa sering memberikan hadiah terhadap rakyat desa sebagai penghargaan atas jasanya. 2. Sri Bameswara Banyak meninggalkan prasasti-prasasti yang tersebar di daerah Kertosono dan Tulung Agung. Prasasti peninggalan dari raja Sri Bameswara ini lebih banyak memuat hal-hal mengenai keagamaan. Sehingga melalui prasasti ini bisa diketahui kalau keadaan pemerintahannya pada jaman dulu sangatlah baik. 3. Prabu Jayabaya Kerajaan Kediri pernah mengalami masa keemasan pada waktu pemerintahan Prabu Jayabaya. Strategi kepemimpinannya dalam upaya memakmurkan dan mensejahterakan rakyat memang sangat mengagumkan sekali. Sehingga membuat segala macam tumbuhan yang ditanam bisa tumbuh menghijaukan menghasilkan perkebunan dan pertanian melimpah ruah. 4. Sri Sarwaswera Sejarah tentang kerjaan yang di pimpin oleh Sri Sarwaswera ini didasarkan atas prasasti Padelegan II 1159 serta prasasti Kahyunan 1161. Raja Sri Sarwaswera sangat dikenal sebagai raja yang sangat taat beragama serta berbudaya. Menurutnya tujuan akhir dari hidup manusia adalah moksa pemanunggalan jiwatma dan paramatma. Baca Juga Teks Cerita Sejarah 5. Sri Aryeswara Raja Sri Aryeswara merupakan raja Kediri yang berkuasa sekitar tahun 1171, hal ini berdasarkan prasasti Angin 23 Maret 1171. Ganesha merupakan lambang kerajaan di masa pemerintahan raja Sri Aryeswara namun tidak diketahui kapan masa pemerintahannya ini berakhir. 6. Sri Gandra Pada masa pemerintahan raja Sri Gandra ini banyak yang menggunakan nama hewan sebagai gelar kepangkatan seseorang dalam istana. Nama-nama ini menunjukkan tinggi rendahnya pangkat seseorang di istana kerajaan seperti nama gajah, tikus dan kebo. 7. Sri Kameswara Melalui sejarah prasasti Ceker 1182 serta Kakawin Smaradhana bisa diketahui tentang masa kejayaan pemerintahan raja Sri Kameswara. Pada masa pemerintahannya tahun 1182 – 1185 M seni sastra mengalami perkembangan yang sangat pesat. Banyak cerita-cerita rakyat yang sangat terkenal pada masa itu seperti misalnya cerita Panji Semirang. 8. Sri Kertajaya Pemerintahan raja Sri Kertajaya berlangsung dari tahun 1190 – 1222 Masehi yang terkenal dengan nama “Dandang Gendis”. Selama pemerintahan raja Sri Kertajaya kestabilan Kerajaan Kediri selalu menurun karena hubungannya dengan kaum Brahmana semakin kurang bagus. Maka terjadilah perang antara sang raja Sri Kertajaya dengan Ken Arok yang didukung oleh kaum Brahmana. Peperangan ini terjadi sekitar tahun 1222 M di dekat Ganter dengan kemenangan di tangan Ken arok. Peninggalan Kerajaan Ada beberapa jenis-jenis peninggalan dari masa kerajaan Hindu terbesar di Indonesia ini. Peninggalan ini ada yang berupa prasasti dan ada pula yang berupa kitab karya sastra yang sangat terkenal. Adapun peninggalan dari kerajaan Hindu Kediri ini berupa prasasti adalah Turun Hyang 974 Saka/1052 M Banjaran 974 Saka/1052 Padlegan 1038 Saka/1116 Hantang 1057 Saka/1135 M Jaring 1103 Saka/1181 Lawudan 1127 Saka/1205 Pada jaman Kediri kitab karya sastra mengalami suatu perkembangan yang sangat pesat sekali. Sehingga banyak karya sastra yang terkenal yang telah dihasilkan pada masa kerajaan Hindu ini. Baca Juga Kerajaan Mataram Kuno Diantara peninggalan kerajaan yang berupa kitab karya sastra yang sangat terkenal yaitu antara lain adalah Wertasancaya karangan Mpu Tan Akung. Lubdaka karangan Mpu Tan Akung. Smaradhahana gubahan Mpu Dharmaja. Samanasantaka karangan Mpu Monaguna. Kresnayana karangan Mpu Triguna. Gatotkacasraya serta Kitab Hariwangsa gubahan Mpu Panuluh. Baharatayuda gubahan Mpu Sedah dan Mpu Panuluh Semua kitab karya sastra tersebut saling mengajarkan kepada seluruh umat di dunia untuk saling berbuat kebaikan. Karena dengan kebaikan pasti akan tercipta kerukunan dan persatuan umat yang nantinya akan mengarahkan kesatuan bangsa. Ada beberapa jenis peninggalan dari masa kerajaan Hindu terbesar yang ada di Indonesia saat ini. Peninggalan ini ada yang berupa prasasti dan ada pula yang berupa kitab karya sastra yang sangat terkenal. Ada beberapa peninggalan dari kerajaan Hindu Kediri yang berupa prasasti adalah Turun Hyang 974 Saka/1052 M Banjaran 974 Saka/1052Hantang 1057 Saka/1135 M Lawudan 1127 Saka/1205 Jaring 1103 Saka/1181 Padlegan 1038 Saka/1116 Pada jaman Kediri kitab karya sastra mengalami perkembangan yang sangat pesat sekali. Sehingga banyak sekali karya yang sastra terkenal yang telah dihasilkan pada masa kerajaan Hindu ini. Diantara peninggalan kerajaan yang berupa kitab karya sastra yang sangat terkenal itu antara lain adalah Smaradhahana gubahan Mpu Dharmaja. Wertasancaya karangan Mpu Tan Akung. Kresnayana karangan Mpu Triguna. Lubdaka karangan Mpu Tan karangan Mpu Monaguna. Gatotkacasraya serta Kitab Hariwangsa gubahan Mpu Panuluh. Baharatayuda gubahan Mpu Sedah dan Mpu Panuluh Semua kitab karya sastra tersebut saling mengajarkan kepada seluruh umat di dunia untuk selalu saling berbuat kebaikan. Karena dengan kebaikan pasti akan terciptanya kerukunan dan persatuan umat yang nantinya akan mengarah ke kesatuan bangsa. Bangsa yang sukses yaitu bangsa yang dapat menghargai jerih payah rakyatnya sendiri. Demikianlah pembahasan tentang Sejarah Kerajaan Kediri, beserta nama raja-raja kediri dan peninggalan kerajaan kediri. Semoga Bermanfaat, dan Terima Kasih.